IlmuKuda Sembrani/ Jaran Sembrani, Pelet Ampuh Selain Pelet Jaran Goyang - Ilmu Pelet Kuda Sembrani atau Ilmu Jaran Sembrani adalah ilmu pelet pengasihan sekaligus yang sangat ampuh. Berbeda dengan Ilmu Pelet Jaran Goyang, karena ilmu Jaran Sembrani ini bahkan mampu meningkatkan libido atau gairah sex pasangan.

JALUR GUNUNG LAWUGunung Lawu yang terkenal angker dan menyimpan misteri dengan tiga puncak utamanya Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, raja terahir dinasti wijaya dari kerajaan majapahit, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon,dan ki noyo genggong, punokawan prabu brawijaya pamungkas, dan Harga Dumilah merupakan tempat pertapaan sang ratu ceritanya, dan disitu juga pernah ada seorang pertapa muda yg kondang kesaktianya, dia bernama JAKA PAMUNGKAS, beliau adalah raja kerajaan mandala yg menurut cerita rakyat posisinya ada didaerah gunung lawu itu, namun tepatnya hingga sekarang belum dapat terkuak, kerajaan misteri itu bernama kerajaan mandala surya wilwa tikta majapahit 2 hargo dumilah juga penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang olah batin kanuragan bertapa dan SANG LAWUKonon kabar yang sering beredar kabar bahwa gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Sura muharam yang dilakukan oleh Keraton mataram Surokarto dan Yogyakarta. Dari visi folklore, ada kisah mitologi setempat yang menarik dan menyakinkan sebenarnya penguasa gunung Lawu sekarang adalah sang ratu adil/imam mahdi/kalki avatar, sehingga memang tempat itu begitu berwibawa dan berkesan angker bagi penduduk setempat atau siapa saja yang bermaksud tetirah dan yang hendak pergi ke puncaknya bekal pengetahuan utama adalah tabu-tabu atau weweler atau peraturan-peraturan yang tertulis yakni larangan-larangan untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan, dan bila pantangan itu dilanggar si pelaku diyakini bakal bernasib dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit 1400 M. Alkisah, pada era pasang surut kerajaan Majapahit, bertahta sebagai raja adalah Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 9 Pamungkas. Dua istrinya yang terkenal ialah ratu suhita ibunda pangeran bondan kejawen/lembu peteng, nenek moyang keraton mataram. Dan putri campa dewi dwara wati ibunda Raden fatah pangeran hasan jimbun. Hasan / fatah / jinbun, setelah dewasa menghayati keyakinan yang berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha. Jinbun Fatah seorang muslim. Dan bersamaan dengan pudarnya Majapahit, Jinbun Fatah nekat mendirikan Kerajaan di Glagah Wangi Demak Bintoro yang awalnya kadi situasi dan kondisi yang demikian itu , masygullah hati Sang Prabu. Akankah jaman Kerta Majapahit dapat dipertahankan,kerana biar bagaimanapun pemegang syah putra mahkota adalah pangeran bondan kejawen/lembu peteng, yg saat itu berguru di desa tarub kec. tawang harjo kab. grobogan porwodadi, namun jiwa dan hati sang pangeran sangatlah lembut, beliau mengihlaskan tanah demak menjadi milik kerana pangeran bondan kejawen mengalah, menimbulkan emosi bagi iparnya yaitu Girindriya wardhana keturunan kediri, sehingga terjadilah konflik di dalam istana majapahit, dan membuat prabu brawijaya merasa tidak tahan dengan perselisihan antara putra putranya itu. sehingga sang prabu brawijaya mendatangi raden fatah di demak, untuk meminta kepada sang sultan demak itu agar bersedia kembali menjadi negara bagian dari majapahit, di bawah usaha sang prabu gagal, karena para wali tidak menyetujui kewibawaan islam di bawah non islam, juga sang prabu brawijaya telah menjelaskan bukankah setelah sang prabu raja raja majapahit juga memeluk agama islam sebagaimana demak bintoro, karena putra mahkota majapahit yaitu pangeran bondan kejawen adalah muslim. namun benar benar usaha yg sia sia, para wali dan sentono demak bintoro tetap menolok untuk menjadi bawahan majapahit setelah menjadi negeri yang raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dan wisik pun datang, pesannya sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan yang baru tumbuh serta masuknya agama baru Islam memang sudah takdir dan tak bisa terelakkan malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu. Sebelum sampai di puncak, dia bertemu dengan dua orang umbul bayan/ kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Sebagai abdi dalem yang setia dua orang umbul itu pun tak tega membiarkan tuannya begitu saja. Niat di hati mereka adalah mukti mati bersama Sang Prabu . Syahdan, Sang Prabu bersama tiga orang abdi itupun sampailah di puncak Harga itu Sang Prabu bertitah Wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus surut, aku harus pergi meninggalkan dunia ramai ini. Kepada kamu Dipa Menggala, karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa gunung Lawu dan membawahi semua mahluk gaib peri, jin dan sebangsanya dengan wilayah ke barat hingga wilayah Merapi/Merbabu, ke Timur hingga gunung Wilis, ke selatan hingga Pantai selatan , dan ke utara sampai dengan pantai utara dengan gelar Sunan Gunung kepada Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patihnya, dengan gelar Kyai Jalak. Sampai pada suatu hari anak cucuku akan bertapa didalam gua hargo dumilah, dia adalah keturunan lembu putih arab dan lembu peteng jawa. Sehingga kenapa pangeran bondan kejawen di gelari pangeran lembu peteng karena anak turunannyalah yang selalu bertapa di gunung lawu, termasuk jaka pamungkas yg sekarang menjadi raja keraton lawu mandala.Suasana pun hening dan melihat drama semacam itu, tak kuasa menahan gejolak di hatinya, Sabdopalon dan noyo genggong pun memberanikan diri berkata kepada Sang Prabu Bagaimana mungkin ini terjadi Sang Prabu? Bila demikian adanya hamba pun juga akan turut serta dengan Sang Prabu, hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan dua orang tuan dan abdi itupun berpisah dalam suasana yang cerita Sang Prabu Barawijaya pun muksa di Harga Dalem, dan Sabdopalon beserta noyogenggong moksa di Harga Dumiling. Tinggallah Sunan Lawu Sang Penguasa gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi mahluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat selain tiga puncak tersebut yakni Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka,pat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Bagaimana situasi Majapahit sepeninggal Sang Prabu? Konon sebagai yang menjalankan tugas kerajan adalah prabu girindriya wardhana setelah pangeran bondan kejawen tidak bersedia meneruskan pemerintahan di keraja`an majapahit itu, beliau lebih memilih menetap didesa tarub dengan istrinya Dewi nawangsih puti dari kiageng tarub dengan Dewi nawang wulan legenda rakyat Dewi nawang wulan adalah Bidadari.Makam Lembu peteng Raden Bondan Kejawan Terletak ± 10 KM sebelah timur kota Purwodadi tepatnya di Dusun Barahan, Desa Tarub, Kec. Tawangharjo, Kab. Grobogan. Yang merupakan salah satu obyek wisata ziarah yang di miliki Kec. Tawangharjo. Raden Bondan Kejawan merupakan anak menantu dari KA Joko Tarub, yakni suami dari Nawangsih putri KA Joko Tarub + Dewi Nawang wulan.Sedangkan tentang prabu mandala sri rajasa jaka pamungkas sekarang masih misteri seperti apakah gerangan beliau, cuman legendanya dia pernah atau memang masih mengembara di belahan bumi nusantara majapahit yg sampai kenegeri campa rusia diantara para musyafir yg pernah bertemu dan mengenal beliau berkata bahwa sekarang beliau telah lama tidak terlihat lagi, hanya diantara mereka menjelaskan dia sering di panggil jaka poleng. dengan ciri ciri fisik berambut gondrong senang memakai pakaian adat jawa, dan memiliki dua tanda di kedua lengannya diantaranya Rajah kala cakra. Juga beliau memiliki luka bakar, itu sedikit ciri ciri fisik sang raja yg dituturkan oleh beberapa orang yg pernah masih banyak tempat tempat bekas beliau bertapa diantaranya di puncak merapi garuda di hargo jembangan gunung muria, gunung sumbing, gunung selamet, gunung kelir muria, gunung kelud, gunung semeru dan masih banyak mungkin daerah daerah yg lainnya, yg mencolok yaitu di desa gentan surojoyo, pencongan dan ngadirogo, kec. sapuran wonosobo, ketiga desa itu berjejer dan waktu beliau disana beliau bersama dengan permaisurinya yaitu Ratu satu Ratna galih candra wiyana ayu ning tiyas, Beliau memiliki dua orang ratu tetapi yg termashur adalah sang Ratu 1 ratna galih candra wiyana ayu ning tiyas.PENGUASA GUNUNG LAWUGunung Lawu memiliki beberapa tingkatan penguasa, yaitu Penguasa tertinggi di gunung Lawu adalah keluarga bangsa jin yang berwujud kuda sembrani, yaitu kuda berbulu putih kebiruan, bersayap, dan bertanduk lurus lancip di kepalanya, dan keluarga bangsa jin berwujud burung sebesar rumah tinggi badan + 6 meter. Mereka tinggal di bagian puncak gunung Lawu. Masing-masing mereka berkekuatan sampai 1000 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Masing-masing berkomunitas dengan sejenisnya / keluarganya saja. Mereka tidak bersikap sebagai penguasa wilayah. Selama keberadaan mereka tidak diusik maka mereka juga tidak akan bereaksi lapis kedua gunung Lawu adalah sesosok bangsa jin bertubuh besar dan gempal, bertelanjang dada dan berkepala botak, yang hidup sendiri dengan tingkat kesaktian sekitar 300 kali kesaktian Ibu Ratu Kidul. Sosok jin inilah yang menunjukkan sikap sebagai penguasa gunung Lawu dan berkuasa atas semua mahluk halus di bawah kekuasaannya. Semua mahluk halus di sekitar gunung Lawu menghormati keberadaannya, karena dia juga menjadi pengayom mereka dan manusia yang tinggal di sekitar gunung Lawu. Tetapi selama ini dia tidak menonjolkan kekuasaannya tidak meminta penghormatan secara khusus, dan tidak dikenal oleh masyarakat setempat, karena dimensinya yang tinggi yang menyebabkannya tidak terlihat oleh manusia walaupun mampu melihat gaib. Selama suasana di gunung Lawu aman damai itu sudah cukup baginya. Dia juga menghormati mahluk halus lain di gunung Lawu yang lebih sakti darinya, karena juga menjadi tempatnya meminta bantuan jika suatu saat ada gangguan. Penguasa lapis ketiga gunung Lawu adalah beberapa komunitas mahluk halus di bagian lereng gunung Lawu. Salah satunya adalah komunitas yang dipimpin oleh bangsa jin bersosok seperti manusia laki-laki tinggi besar yang bergelar Kyai Jalak. Keberadaan semua komunitas mahluk halus itu bersifat menjaga kesakralan dan ketentraman kehidupan di gunung Lawu. Mereka juga menghormati mahluk halus lain di gunung Lawu yang lebih sakti dari mereka, karena juga menjadi tempat mereka meminta bantuan jika suatu saat ada gangguan.

Didugaorang terkena pelet Jaran Sembrani ini akan mengalami mimpi berketerusan dengan orang yang memelet dan dalam tidur mengeluarkan suara ringkikan seperti kuda sembrani sedang bercinta. Dari sinilah asal nama Ilmu Pengasihan Jaran Sembrani, sebab kata ' jaran ' sendiri berarti kuda dalam Bahasa Jawa. Dalam mitologi Yunani dikenal pegasus, sejenis hewan yang menyerupai kuda bertanduk yang dapat terbang karena memiliki sayap. Di Jawa, juga terdapat hewan yang menyerupai pegasus yang disebut kuda sembrani. Kuda Sembrani konon merupakan hewan tunggangan dari para raja-raja Jawa. Seekor kuda bersayap yang dapat terbang ini dikisahkan sangat berani. Bahkan, bagi sebagian masyarakat Jawa, keberadaannya dianggap sebagai mustika. Lalu bagaimana kisah tentang kuda sembrani? Dan apakah mitologi ini begitu melekat bagi masyarakat Jawa? Berikut uraiannya 1. Tunggangan raja Sultan Agung bambangsujarwanto/Instagram Bambang Suwondo dalam Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta seperti dinukil dari Hewanpedia menyebutkan dalam cerita pewayangan, kuda sembrani dikisahkan sebagai kuda tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati. Konon para petinggi kerajaan itu sengaja bepergian menggunakan kuda sembrani agar lebih muda dan cepat sampai tujuan. Kemampuan terbang kuda sembrani dikenal luar biasa. Dalam sekali kepakan sayap, kuda sembrani dapat melesat sejauh ratusan kilometer. Konon, para raja Mataram sengaja menggunakan kuda sembrani untuk berangkat ke Makkah guna menunaikan ibadah haji. “Salah satu raja Jawa yang konon biasa menggunakan kuda sembrani untuk pergi ke Makkah adalah Sultan Agung yang memimpin Mataram Islam,” ujar Bambang. 2. Kuda sembrani bagi orang Jawa Tapak jaran sembrani Jogjabelajar Mitos mengenai kuda sembrani tidak hanya berasal dari kalangan istana, rakyat Jawa pun banyak yang mempercayainya. Misalnya kisah kuda sembrani muncul di Desa Jenalas, Gemolong, Sragen. Cerita rakyat mengenai kuda sembrani dikisahkan secara lisan oleh warga sekitar secara turun temurun. Bahkan konon penamaan Desa Jenalas berawal dari cerita warga sekitar yang memergoki keberadaan hewan misterius tersebut. Bahkan warga mempercayai tapak kuda sembrani pernah ada di desa tersebut. Namun kini bekas tapak kuda itu sudah tidak terlihat jelas, karena tertutup genangan air dari sebuah sendang yang ada di desa tersebut. “Kuda sembrani warna putih dari langit lalu minum di sebuah sendang di tengah hutan. Ketiba beberapa penduduk mengintip atau nginjen, kuda sembrani itu pun terbang. Tempat penduduk mengintip atau nginjen kuda sembrani di hutan atau alas itu kini menjadi Desa Jenalas nginjen alas,” demikian ringkasan kisah terkait mitos kuda sembrani yang diwartakan laman resmi Pemkab Sragen dimuat Solopos. Tidak hanya di Desa Jenalas, Sragen, mitos kuda sembrani juga menyebar di banyak lokasi di Pulau Jawa. Bahkan sejumlah lokasi disebut sebagai petilasan si kuda mitologi. Misalnya di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di pakis, Kabupaten Magelang. Beberapa seniman yang mempercayai mitologi kuda sembrani pun sampai menjalani ritual berbalut performa seni di bebatuan sungai di dusun setempat. Ada sejumlah lokasi ritual mereka di jalur irigasi pertanian warga. Para seniman ini biasanya melakukan pertunjukan di atas batu kali dengan tekstur nampak keras dan padat, serta warna hitam, bernama Tapak Jaran Sembrani. Jaran dalam bahasa Indonesia berarti kuda. Di atas permukaan batu terdapat legokan atau cekungan yang dipercaya bekas tapak kuda sembrani. Sementara itu mitos kuda sembrani bagi masyarakat bukan hanya cerita tutur, tetapi bagian dari kearifan lokal mereka dalam menautkan keyakinan. 3. Keberkahan dari kuda sembrani Ritual tapak kuda jembrani Antaranews Tiga sesepuh warga yang masing-masing mengenakan pakaian adat Jawa, Mbah Jumo 67, Mbah Darto 70, dan Mbah Slamet Suharno 53 menyajikan rangkaian cerita rakyat pada ritual yang digelar pada Sabtu 7/11/2020 siang. Cerita rakyat ini memiliki nilai kearifan lokal atas tapak kaki kuda sembrani. Dikisahkan tentang seorang bidadari yang mandi di Gerojokan Sekablak. Untuk kembali ke kayangan, sang bidadari dijemput kuda sembrani berparas ayu. Setelah take off, si kuda meninggalkan jejak berupa empat lubang di bebatuan sungai. Warga setempat melihat empat lubang dengan letak berdekatan mirip bekas lutut dan kaki kuda, masing-masing dua lubang. Hingga saat ini, lubang-lubang batuan selalu terisi air meskipun air sungai tidak sedang mengalir deras. Warga memanfaatkan air dari lubang-lubang batu itu untuk menyembuhkan penyakit belek, panas badan, dan penyakit ringan lainnya. “Setelah warga sembuh, lalu memberikan boreh berupa bunga kenangan dan mawar warna merah serta putih di bekas tapak kaki kuda sembrani itu,” papar Muh Khodiq Duhri. MustikaAjian Kuda Sembrani Mustika ini kami dapat melalui sebuah ritual penarikan benda pusaka di Makam Pangeran Samudro tepatnya di Gunung Kemukus Sragen jawa tengah. Mustika ini mempunyai kelebihan dalam memikat lawan jenis, membangkitkan dan memancarkan aura positif maksimal. Membuat anda terlihat sangat berkharisma dan berwibawa.
Sebetulnya, Gunung Permoni dan lokasi-lokasi unik bersejarah lain di sekitarnya hanyalah bonus dari kegiatan bersepeda santai ala SPSS pada hari Sabtu pagi 29/1/2011. Agenda utamanya sendiri adalah menelusuri keberadaan 3 jembatan gantung yang ada di seputaran Kabupaten Bantul, DI rame-rame menelusuri jembatan-jembatan gantung yang ada di Bantul. Jarum jam belum melewati angka 9 pagi tatkala kami semua tiba dengan selamat di Desa Trimulyo di Kecamatan Jetis. Saat sedang berhenti untuk beristirahat, kami mendapatkan informasi dari warga setempat tentang lokasi menarik yang letaknya nggak begitu jauh dari sana. Nggak hanya itu, kami juga turut mendapatkan mitos mengenai asal-usul lokasi menarik tersebut. Bilamana dirangkum, kiranya ceritanya bakal seperti di bawah tersebutlah seorang Raja Kesultanan Mataram bernama Sultan Agung. Suatu ketika, beliau mendapat petunjuk gaib untuk mengangkat seseorang bernama Ki Bodho menjadi abdi kerajaan agar Kesultanan Mataram menjadi makmur dan Sultan Agung memerintahkan abdi-abdinya untuk mencari orang yang bernama Ki Bodho. Singkat cerita, orang yang bernama Ki Bodho pun ditemukan dan menghadaplah dirinya ke Sultan Bodho awalnya menolak kehendak Sultan Agung yang ingin mengangkatnya sebagai abdi kerajaan. Itu sebab sesuai namanya, Ki Bodho ini ya memang terkenal bodoh duh, tidak pantas lah bila jadi abdi kerajaan. Akan tetapi, setelah dibujuk-rayu akhirnya Ki Bodho bersedia menerima tawaran Sultan Agung petunjuk gaib yang diterimanya, Sultan Agung pun meminta saran kepada Ki Bodho bagaimana caranya agar Kesultanan Mataram bisa makmur dan sejahtera. Ki Bodho pun mengusulkan supaya Kesultanan Mataram memelihara seekor kuda sembrani, yakni kuda sakti yang bisa bergerak secepat kuda sembrani hanya bisa ditemukan di Mekkah. Namun, yang demikian itu bukan masalah bagi Sultan Agung yang juga sakti untuk kemudian mengusung kuda sembrani ke Kesultanan Mataram. Semenjak saat itu, Ki Bodho pun diserahkan tanggung-jawab untuk merawat sang kuda ketika, Ki Bodho lalai dan kuda sembrani pun kabur dari kandangnya. Permaisuri Sultan Agung bernama Gusti Ratu Puteri mengetahui kejadian tersebut. Ia pun lantas berlari mengejar sang kuda sembrani. Tapi, karena kegesitan serta kesaktian kuda sembrani, Gusti Ratu Puteri pun tidak sanggup mengimbanginya. Apalagi, saat itu Gusti Ratu Puteri sedang dekat suatu gunung, Gusti Ratu Puteri yang kelelahan menghentikan larinya. Saat itu pulalah Gusti Ratu Puteri menyadari bahwa bayi di dalam kandungannya meninggal dunia. Remuklah hati Gusti Ratu Puteri. Betapa sedihnya ia menerima kenyataan pahit tengah kesedihannya itu, muncullah seorang wanita cantik yang memperkenalkan diri sebagai Ratu Permoni. Ia menjanjikan bisa menangkap sang kuda sembrani asalkan Gusti Ratu Puteri bersedia memenuhi pikir panjang, Gusti Ratu Puteri mengiyakan permintaan Ratu Permoni. Oleh Ratu Permoni, diperintahkannya Gusti Ratu Puteri untuk pulang ke keraton Kesultanan Mataram. Tak disangka, sesampainya Gusti Ratu Puteri di keraton, ia menemukan kuda sembrani sudah terikat di sangka, sebenarnya Ratu Permoni tak lain dan tak bukan adalah Ratu Pantai Selatan. Sedangkan permintaannya adalah menjadi istri dari Sultan Agung dan mungkin seluruh raja dari Kesultanan Mataram.Panjang juga ya ceritanya? Nah, itulah sekelumit cerita tentang Gunung Permoni yang ada di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Gunung gamping ini berdiri kokoh di tengah-tengah pemukiman warga. Adapun untuk mencapai Gunung Permoni bisa dengan melalui Jl. Jogja – Pleret. Melewati kota Kecamatan Pleret ke arah Desa Segoroyoso. Rute perjalanan yang lebih jelas bisa tanya warga Pleret. Soalnya waktu itu kami memilih rute blusukan kampung, hehehe .Suasana pagi di desa Trimulyo, sekitar Gunung Permoni, kita bisa menjumpai lokasi-lokasi yang berhubungan dengan mitos di atas. Ada Petilasan Batu Sembrani, yang konon adalah runway yang digunakan kuda sembrani untuk terbang kabur dari kandangnya. Ada pula Petilasan Batu Tetes yang merupakan tempat gugurnya kandungan Gusti Ratu Puteri. Ceritanya, air mata Gusti Ratu Puteri yang sedih mewujud menjadi suatu mata Kuda Sembrani, bekas tapak kaki tetes, itu airnya keluar dari batu lho!Menyempatkan berhenti dan membasuh wajah dulu. Di sekitar Gunung Permoni ini memang bisa ditemui beragam batu-batu unik. Bagi warga setempat, keberadaan batu-batu tersebut tak lepas dari kisah Sultan Agung. Konon, Gunung Permoni ini adalah salah satu tempat peristirahatan favorit Sultan unik lainnya adalah sebuah gua yang ada di puncak Gunung Permoni yang bernama Gua Permoni. Gua ini adalah bekas penambangan batu gamping. Oleh sebab itu, kontur batuan di dalam gua terlihat tidak alami. Terpahat berundak-undak, hasil karya para penambang. Tapi kok ya malah jadi artistik ya? Kalau nggak mendekat, nggak bakal tahu kalau di sana itu ada unik. Patut disayangkan sih karena ya ulah manusia yang merusak alam. Foto rame-rame dulu. Kayaknya enak tuh nyebur. Tapi....Oh iya, Gua Permoni ini tergenang air lho! Aku nggak tahu, apakah air ini memang sudah ada semenjak dulu ataukah baru muncul setelah ada penambangan. Yang jelas, di kolam gua ini hidup ikan keramat menurut papan peringatan di dekat gua yang berwarna putih. Sayang banget ini lokasi mistis. Padahal sepertinya asik berenang di sini. >. tbn8I5.
  • iomj4ab2b1.pages.dev/521
  • iomj4ab2b1.pages.dev/563
  • iomj4ab2b1.pages.dev/251
  • iomj4ab2b1.pages.dev/39
  • iomj4ab2b1.pages.dev/394
  • iomj4ab2b1.pages.dev/377
  • iomj4ab2b1.pages.dev/519
  • iomj4ab2b1.pages.dev/519
  • kuda sembrani gunung lawu